Pulau Jeju, Korea Selatan, terkenal dengan keindahan alamnya. Namun, tahukah Anda bahwa pulau ini juga menyimpan kekayaan budaya berupa hewan ikonik: kuda Jeju? Hewan mungil nan lincah ini memiliki aura unik yang membedakannya dari ras kuda lainnya. Lebih dari sekadar ikon lokal, kuda Jeju menyimpan sejarah panjang dan fakta-fakta menarik yang patut kita telusuri.
Dari zaman kerajaan hingga era modern, kuda Jeju tetap eksis dan bahkan semakin dilestarikan. Berikut lima fakta unik yang akan membuat Anda semakin mengagumi kuda kecil nan perkasa ini:
1. Kekuatan Terpendam dalam Tubuh Mungil
Jangan salah sangka melihat posturnya yang mini. Kuda Jeju dikenal karena kekuatan dan daya tahannya yang luar biasa. Tubuhnya yang kompak dan kekar memungkinkannya menjelajahi medan sulit, seperti pegunungan berbatu dan jalanan sempit di Pulau Jeju. Kemampuannya mengangkat beban hingga 230 pon (menurut Breeds of Livestock) sungguh mengagumkan, bahkan untuk ukuran tubuhnya yang kecil. Dahulu, para petani Jeju sangat bergantung pada kuda-kuda ini untuk membantu mengolah lahan dan mengangkut hasil panen. Ketahanan terhadap cuaca ekstrem, penyakit, dan kutu menjadikannya aset berharga di masa lalu.
2. Warisan Sejarah yang Memukau
Kuda Jeju merupakan salah satu ras kuda tertua di dunia, diperkirakan telah ada sejak abad ke-10 dan diternakkan sejak zaman Dinasti Buyeo dan Goguryeo. Nilai sejarahnya yang tinggi menjadikan ras ini sebagai bagian penting dari kekayaan budaya Korea yang dilindungi. Invasi Genghis Khan pada abad ke-13, yang membawa kuda Mongol ke Jeju, turut membentuk genetika kuda lokal. Meskipun ribuan kuda Jeju diambil, ras ini bertahan dan berkembang menjadi kuda yang tangguh, cerdas, dan mampu beradaptasi dengan kondisi cuaca ekstrem (FEI).
3. Keunikan Genetik yang Langka
Keunikan kuda Jeju tidak hanya terlihat dari fisiknya, tetapi juga dari struktur DNA-nya. Penelitian menunjukkan bahwa mereka memiliki struktur genetik yang berbeda dari ras kuda lainnya, dengan sifat genetik langka yang memberikan ketahanan terhadap penyakit dan stamina luar biasa. Sifat genetik asli ini tetap kuat meskipun telah terjadi perkawinan silang, menjadikan kuda Jeju sebagai harta karun genetik yang perlu dijaga kelestariannya. Hal inilah yang menarik minat para ilmuwan untuk meneliti lebih lanjut.
4. Ikon Budaya dan Pariwisata Jeju
Kuda Jeju telah menjadi bagian tak terpisahkan dari identitas budaya Pulau Jeju. Mereka menjadi daya tarik utama dalam berbagai festival, pertunjukan seni, dan taman wisata. Wisatawan dapat menikmati berbagai aktivitas, mulai dari menunggang kuda hingga mempelajari sejarahnya di museum interaktif. Bahkan, daging kuda Jeju menjadi kuliner lokal yang populer, meskipun hal ini seringkali menuai pro dan kontra. Popularitas kuda Jeju sebagai “harta hidup Jeju” tidak perlu diragukan lagi.
5. Dari Ambang Kepunahan Menuju Pelestarian
Modernisasi di Korea Selatan nyaris membuat kuda Jeju punah. Penggunaan mesin dan teknologi pertanian modern mengurangi kebutuhan akan tenaga kuda, sementara banyak kuda disembelih untuk dikonsumsi. Namun, pemerintah Korea Selatan bertindak cepat dengan menetapkan kuda Jeju sebagai Monumen Alam No. 347 pada tahun 1986, melindungi dan mengelola sekitar 150 ekor kuda yang tersisa. Berkat upaya konservasi dan penangkaran yang intensif, populasi kuda Jeju kini stabil dan dikenal di dunia.
Kuda Jeju lebih dari sekadar hewan kecil yang lucu. Mereka adalah simbol sejarah, budaya, dan keunikan genetik Pulau Jeju. Kisah mereka mengingatkan kita untuk tidak menilai sesuatu hanya dari penampilan luarnya. Jika Anda berkesempatan mengunjungi Jeju, sempatkanlah untuk bertemu dengan makhluk legendaris ini dan rasakan sendiri energi dan semangat yang luar biasa.