tinomaria.com – , Surakarta – Arsip sejarah perjalanan karier maestro keroncong perempuan Indonesia, Waldjinah, tahun ini akan diusulkan sebagai nominator Memory of The World atau Memori Dunia UNESCO. Arsip karier Waldjinah tersebut sebelumnya telah mendapatkan penghargaan sebagai Memori Kolektif Bangsa (MKB) 2025 dari Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI) pada Mei 2025.
Pilihan Editor: Waldjinah Tetap Semangat Lestarikan Musik Keroncong dan Batik, Tahun Depan Buka Kursus Lagi
Kepala ANRI Datang ke Kediaman Waldjinah
Kepala ANRI Mego Pinandito mengunjungi Galeri Walangkekek Solo yang merupakan kediaman Waldjinah, di Jalan Parang Canthel nomor 31, Kelurahan Purwosari, Kecamatan Laweyan pada Kamis, 3 Juli 2025. Mereka bertemu langsung dengan Waldjinah yang didampingi putra pertamanya, Bambang Hery Santoso dan menantunya, Ester Menil Wulandari.
Di rumah Waldjinah, Mego melihat berbagai koleksi bersejarah yang mengiringi perjalanan kariernya sebagai penyanyi keroncong legendaris sejak 1950-an. Mulai dari foto-foto, kain atau jarik yang pernah dipakai Waldjinah manggung, beragam penghargaan dan sebagainya.
Mego mengungkapkan, kunjungan ke kediaman Waldjinah menguak lebih banyak cerita tentang perjalanan panjang penyanyi keroncong legendaris dalam meraih kesuksesannya. “Yang sangat menarik, selain dari sisi kiprah Ibu Waldjinah sebagai seniman keroncong dengan lagu-lagunya, melalui berbagai koleksi di sini juga mengungkap banyak cerita dari budaya, misalnya dari busana, jarik batik,” kata Mego.
Asal Mula Pesinden Harus Duduk di Depan
Dari penuturan Waldjinah, Mego mengatakan, penyanyi asal Kota Solo itu memulai karier seorang sinden dalam sebuah pertunjukan wayang yang duduk di depan. Padahal, saat itu, posisi duduk sinden berada di belakang. Di eranya, duduk di depan yang tentu membuatnya menjadi sorotan. Oleh sebab itu, sinden pun harus berdandan sebaik mungkin. Ia pun mulai memperhatikan busana dan tindak tanduk saat tampil, termasuk cara duduk dan sebagainya.
“Cerita-cerita semacam ini yang harus kita angkat dan kita perkenalkan, terutama kepada generasi muda agar memiliki pengetahuan-pengetahuan,” ujar Mego. Ia menambahkan, dengan pengetahuan-pengetahuan itu, akan timbuil kesadaran khususnya dari generasi muda untuk ikut menjaga dan melestarikan budaya-budaya tersebut.
Deputi Bidang Penyelamatan, Pelestarian, dan Perlindungan Arsip ANRI Kandar mengatakan tahun ini pemerintah akan mendaftarkan arsip sejarah perjalanan karier Waldjinah tersebut untuk masuk nominasi Memori Dunia UNESCO. “Kami harap tahun ini dapat didominasikan ke UNESCO dan mudah-mudahan bisa sukses seperti arsip lainnya,” kata Kandar kepada Tempo saat mendampingi atasannya itu. Menurut Kandar, budaya tidak hanya disimpan untuk riset tapi sebagai bahan soft diplomacy internasional bidang kebudayaan.
Pilihan Editor: Merekam Kartini dalam Warisan Ingatan Dunia