Perbedaan Reboot, Restart, dan Reset di Perangkat Digital

Perbedaan Reboot, Restart, dan Reset di Perangkat Digital

tinomaria.com – , Jakarta – Di tengah maraknya panduan perbaikan perangkat, ada tiga istilah yang kerap muncul dan sering kali dianggap serupa, yaitu reboot, restart, dan reset. Padahal, ketiganya memiliki makna dan dampak yang berbeda terhadap sistem operasi komputer, khususnya Windows.

Dalam konteks Windows, reboot dan restart hampir identik. Keduanya berarti memulai ulang sistem operasi dengan mematikan lalu menyalakan kembali komputer. Bedanya, reboot lebih bersifat umum dan mencakup berbagai cara, sementara restart biasanya merujuk pada perintah dari dalam sistem operasi.

Dikutip dari laman Hamilton Business Technologies dan MiniTool, berikut penjabaran tiga istilah yang sering kali membuat bingung pengguna komputer dan gawai pintar.

Reboot

Istilah reboot merujuk pada tindakan memulai ulang sistem, yakni sebuah perangkat dimatikan sejenak lalu dinyalakan kembali. Proses ini bisa dilakukan secara lunak (soft reboot) maupun keras (hard reboot).

Soft reboot biasanya dilakukan lewat perintah di sistem operasi atau kombinasi tombol Ctrl + Alt + Delete. Proses ini tidak memutus aliran listrik sepenuhnya, melainkan hanya menyegarkan sistem secara internal.

Sementara itu, hard reboot dilakukan dengan menekan dan menahan tombol power hingga komputer mati, lalu menyalakannya kembali. Proses ini bisa menyelesaikan beragam masalah umum seperti aplikasi yang lambat merespons, gangguan koneksi internet, hingga sistem yang membeku.

Restart

Sering kali restart dan reboot digunakan secara bergantian, dan memang keduanya merujuk pada proses yang hampir identik, yakni memulai ulang sistem. Namun, restart biasanya menekankan pada proses lunak (soft reboot) yang dilakukan melalui antarmuka sistem dengan menekan tombol Start → Power → Restart.

Restart umumnya dianjurkan saat pengguna selesai menginstal perangkat lunak atau pembaruan sistem. Fungsinya untuk memastikan semua perubahan berjalan semestinya tanpa harus mematikan sistem secara paksa.

Reset

Reset berarti menghapus seluruh konfigurasi, aplikasi, dan data pengguna, lalu mengembalikan perangkat ke kondisi awal seperti saat pertama kali keluar dari pabrik yang sering disebut juga sebagai factory reset.

Misalnya, pada fitur Reset this PC pada Windows 10, menawarkan dua opsi, yakni menghapus semuanya atau hanya menghapus aplikasi dan pengaturan sambil mempertahankan file pribadi. Namun perlu dicatat, sekalipun ada opsi menyimpan data, risiko kehilangan file tetap ada.

Reset biasa dipilih saat komputer mengalami masalah serius yang tak bisa diatasi hanya dengan reboot atau restart. Sebelum melakukannya, pengguna disarankan mencadangkan data penting terlebih dahulu.

Manfaat Restart dan Reboot

Melakukan reboot secara berkala dapat membantu sistem bekerja lebih lancar dengan membersihkan RAM yang penuh, memperbaiki gangguan ringan pada perangkat keras, hingga memberi waktu bagi sistem operasi untuk “bernapas” dari beban kerja berat yang terus menerus. Tak hanya itu, reboot juga kerap jadi langkah awal dalam mendiagnosis gangguan teknis sebelum kerusakan berkembang lebih jauh.

Sementara itu, restart biasanya menjadi proses yang sering muncul secara otomatis usai instalasi software atau pembaruan sistem. Meski begitu, pengguna juga bisa menjalankannya secara manual. Restart dapat membantu sistem menyesuaikan diri dengan aplikasi baru, menghentikan kerja aplikasi berat yang membebani sistem, serta mengatasi gangguan koneksi internet atau WiFi.

Pentingnya Tahu Bedanya

Dilansir dari laman Lifewire, kesalahan memahami istilah-istilah ini bisa berujung fatal. Misalnya, jika seorang teknisi meminta untuk restart setelah menginstal aplikasi, namun pengguna justru melakukan reset, maka seluruh data dan program bisa lenyap tanpa bisa dikembalikan.

Demikian pula, sekadar reboot sebelum menjual ponsel tidak akan menghapus informasi pribadi secara permanen seperti halnya reset. Jika perangkat terasa lambat atau tidak responsif, cobalah mulai dari restart. Namun, jika sistem benar-benar rusak, sering crash, atau terinfeksi malware parah, barulah pertimbangkan reset sebagai langkah terakhir.

Andika Dwi berkontribusi dalam penulisan artikel ini.

Pilihan Editor: Benarkah Ponsel Pintar Harus Rutin Direstart?